Belajar True Grit Leadership, Mahasiswa Teknologi Rekayasa Internet Belajar

Belajar True Grit Leadership, Mahasiswa Teknologi Rekayasa Internet Polinela Undang Praktisi Sebagai Narasumber Kuliah Umum

TRI/IET-Bandar Lampung, Selasa, 17 Desember 2024. Program Studi Teknologi Rekayasa Internet (TRI) atau Internet Engineering Technology (IET) Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Lampung mengadakan kuliah umum dengan menghadirkan Bapak Deni Hardiansyah, S.MB, MMT, Praktisi di bidang Technopreneurship, Motivator dan Leadership sekaligus perwakilan dari Telkomsel Lampung. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Seroja dan dihadiri oleh sekitar 130 mahasiswa dari Program Studi Teknologi Rekayasa Internet (TRI) atau Internet Engineering Technology (IET) Jurusan Teknologi Informasi. Acara ini dimulai pada pukul 08.00 hingga 11.30 WIB dan dihadiri oleh dosen-dosen Program Studi TRI. Acara dibuka oleh Ketua Jurusan Teknologi Informasi, Dr. Ir. Septafiansyah Dwi Putra, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng, yang memberikan sambutan hangat kepada para peserta. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai tantangan dan peluang di era digital saat ini. Selain itu, Ir. Imam Asrowardi, S.Kom., M.Kom., M.Pd., IPM., ASEAN Eng, juga memberikan sambutan yang menyampaikan sejarah berdirinya Program Studi serta peran pentingnya dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.

Deni Hardiansyah, dalam presentasinya, mengangkat tema “True Grit Leadership di Era Digital: Menjawab Tantangan di Era Disruptif”. Ia menjelaskan bahwa kepemimpinan yang efektif di era digital memerlukan kombinasi antara bakat, usaha, dan keahlian. Deni menekankan bahwa keberhasilan tidak datang secara instan, melainkan melalui proses yang membutuhkan ketekunan dan dedikasi. Ia menyatakan, “Kepemimpinan yang tangguh adalah tentang memiliki ketahanan mental dan kemampuan untuk terus bergerak maju meskipun menghadapi berbagai rintangan.” Materi kuliah umum ini mencakup beberapa poin penting, antara lain definisi kepemimpinan, teori disrupsi, dan pengenalan teori grit. Deni menjelaskan bahwa grit, atau ketahanan mental, sangat penting dalam kepemimpinan digital. Ia memberikan contoh nyata bagaimana individu dan organisasi dapat mengaplikasikan grit untuk menghadapi tantangan yang muncul akibat inovasi disruptif. “Di era yang penuh dengan perubahan cepat ini, kita harus memiliki keberanian untuk beradaptasi dan belajar dari setiap kegagalan,” tambahnya.

Selama sesi interaktif, Deni mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam diskusi mengenai bagaimana mereka dapat menerapkan prinsip-prinsip grit dalam kehidupan sehari-hari dan karir mereka di masa depan. Ia menekankan pentingnya menetapkan tujuan dan harapan yang jelas, serta melakukan latihan secara konsisten untuk menguasai keahlian yang diinginkan. “Setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan kita adalah bagian dari proses belajar yang tidak ternilai,” ujarnya. Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi mahasiswa, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis tentang peran mereka di dunia yang semakin digital. Deni juga mengingatkan bahwa untuk mencapai kesuksesan, mahasiswa perlu mencatat situasi saat ini, mengklarifikasi hasil dari tindakan yang diambil, dan mengidentifikasi hambatan yang mungkin menghalangi kemajuan mereka. “Kita harus mampu mengevaluasi diri dan terus berinovasi agar tetap relevan di pasar kerja,” jelasnya.

Materi yang disampaikan oleh Deni Hardiansyah sangat relevan dengan pengembangan soft skills yang dibutuhkan di era Revolusi Industri 4.0. Soft skills seperti komunikasi efektif, kolaborasi, dan kemampuan beradaptasi menjadi semakin penting dalam lingkungan kerja yang dinamis. Deni menekankan bahwa kemampuan untuk bekerja dalam tim dan berkomunikasi dengan baik adalah kunci untuk sukses dalam proyek-proyek teknologi yang kompleks. “Kepemimpinan yang baik tidak hanya tentang memimpin, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami tim kita,” ungkapnya. Sebagai penutup, Deni Hardiansyah mengajak mahasiswa untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat di dunia teknologi. Ia berharap bahwa melalui kuliah umum ini, mahasiswa dapat terinspirasi untuk menjadi pemimpin yang tangguh dan inovatif di masa depan. “Jadilah pemimpin yang tidak hanya mengandalkan pengetahuan, tetapi juga memiliki empati dan ketahanan untuk menghadapi tantangan,” tutupnya. Kegiatan kuliah umum ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin di Politeknik Negeri Lampung, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan di era digital.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *